
Surabaya -Tiap tempat mempunyai potensi turut dalam pembangunan nasional. Hal itu diungkapkan Bupati Abdullah Azwar Anas dan melaksanakan aneka macam hal di Banyuwangi seiring dengan pembangunan yang dilakukan pemerintah pusat.
"Kami mengambil cara, salah satunya dengan aktivitas smart kampung. Ketika di beberapa kota ada aktivitas smart city, kami pilih smart kampung. Bagi kami, smart kampung menjadi tantangan bagi kita semua," ungkap Anas dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 di Kantor Gubernur Jatim, Jalan Pahlawan Surabaya, Kamis (22/11/2018).
Anas juga memaparkan masuknya industri 4.0 juga menciptakan pihaknya berbenah. Misalnya dengan menambah jalan masuk internet di 172 desa dengan fiber optic. Hal ini untuk mengentaskan kemiskinan melalui teknologi.
"Alhamdulillah, upaya yang dikerjakan dengan Pemerintah Daerah Banyuwangi ini menciptakan rakyat sanggup melayani aktivitas ini sendiri. Contohnya, aktivitas pengentasan kemiskinan," terperinci Anas.
Tak hanya itu, bagi Anas, yang terpenting dalam pembangunan tempat yakni inovasi. Pihaknya telah membuka beberapa warung pintar. Disana, para warga sanggup tetap berjualan mie instan sampai kopi namun juga sanggup berjualan tiket pesawat dan hotel.
"Kami sedang membangun warung pintar, di mana mereka sanggup menjual tiket pesawat dan hotel. Sehingga tidak hanya menjual indomie dan kopi, tapi juga dibuka turis center. Bule sanggup masuk ke sini," paparnya.
Anas menegaskan kalau tanpa inovasi, tentu semua hal akan terbatas. Karena pemerintahan tak hanya mengandalkan APBN dan APBD saja. Anas menyampaikan dirinya bekerja sama dengan aneka macam pengusaha dan swasta untuk menciptakan suatu penemuan yang pro rakyat.
Hal ini berdampak pada perekonomian Banyuwangi. Anas menyebut setiap harinya ada 1.600 orang ke Banyuwangi. Dia juga menyampaikan pada simpulan pekan, hotel-hotel selalu penuh.
Namun, pihaknya mempunyai kebijakan kalau baiknya hotel di Banyuwangi harus mempunyai nilai kelokalan. Tak hanya itu, untuk menghidupkan perekonomian warganya, Anas juga melarang hotel melati dibangun. Dirinya lebih berfokus pada homestay milik warga.
"Semua hotel di Banyuwangi ada nilai kelokalan, menyerupai batik. Karena kalau yang tidak ada arsitek lokal tidak kami izinkan. Sekarang Bank Indonesia sudah rapat di Banyuwangi, OJK rapat di Banyuwangi. Ada jaksa agung, ada 580 homestay untuk meningkatkan daya saing lapis bawah. Sekarang homestay sanggup gampang dipesan lewat online ialah traveloka," katanya.
Selain itu, kalau di beberapa tempat sempat ada penolakan kepada ojek online, di Banyuwangi tidak. Anas justru memanfaatkan ojek online untuk turut mengantar obat untuk orang sakit. Tak hanya itu, ia juga berinovasi ojek online turut mengantarkan rantang kasih kepada warga yang membutuhkan.
"Semua ini masuk ke 40 penemuan publik, gojek juga mengantar rantang kasih, setiap hari kami kasih rantang makanan secara gratis. Inovasi ini tidak menunggu petunjuk dari Jakarta," pungkasnya.
Saksikan juga video 'Kata Bupati Anas soal Proyek di Puncak Ijen yang Diprotes':
Sumber detik.com