
Jakarta -Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo mengakui banyak ojek daring atau online mengakibatkan kemacetan di stasiun-stasiun. Syafrin menyindir ojek online (ojol) itu menyerupai ojek pangkalan.
"Nah ojek online ini sudah men-declare diri sebagai transportasi dengan teknologi tinggi, online. Lah ngapain mereka tiba-tiba di stasiun, ojolnya mengerumuni stasiun, kemudian melototin handphone-nya nungguin order di situ. Kayak ojek pangkalan akhirnya. Kemudian sanggup satu beliau klik, oh itu orangnya (penumpang)," ucap Syafrin kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Salasa (20/8/2019).
Karena problem itu, Syafrin berharap aplikator transportasi online menyediakan area parkir atau buffer zone untuk ojol, sehingga ojol gres sanggup keluar lokasi parkir jikalau menerima orderan.
Sistem buffer zone telah diberlakukan di Stasiun Sudirman. Aplikator bekerja sama dengan salah satu pemilik lahan bersahabat stasiun.
"Jadi tolong dicek ke sana itu di Stasiun Sudirman salah satu perusahaan aplikasi Gojek itu mereka sudah kerja sama dengan eks lahan Blora yang kebetulan itu dikelola oleh salah satu BUMD, kerja sama itu sudah masuk di sana," ucap Syafrin.
Bagi Syafrin, kiprah pemerintah ketika ini mempertemukan pihak-pihak yang terkait di stasiun atau lokasi-lokasi kemacetan lantaran ojol ngetem. Maka sistem buffer zone sanggup lebih banyak lagi di Jakarta.
"Pemerintah harus aktif menjadi kolaborator beberapa pihak sehingga menjadi suatu ketertiban di lapangan," kata Syafrin.
Sumber detik.com