Driver Ojol Ini Punya Kisah Hidup Seperti Abah di Keluarga CemaraFoto: Dok Go-Jek

Jakarta -Masih ingat dongeng film Keluarga Cemara yang dibentuk ulang dengan pembiasaan di masa kini? Setidaknya, ada satu orang yang mempunyai perjalanan hidup serupa dengan kisah tersebut, yakni Asep Tatang atau yang bersahabat disapa Asta oleh rekan-rekannya sesama kawan driver ojek online. Ia mengaku mempunyai dongeng hidup yang hampir serupa dengan alur film Keluarga Cemara.

Teringat betul dalam benaknya ketika ia menceritakan dengan detail saat-saat menjalani karir di suatu korporasi menangani bab pengadaan pada tahun 2014. Hingga kemudian ia terpaksa meninggalkan posisinya tersebut di tahun yang sama alasannya yaitu tindakan orang yang tidak bertanggung jawab.


Selanjutnya, menyerupai dongeng abah, Asta terpaksa menyambung hidup dengan menjalani prosesi baru, yaitu sebagai pekerja bangunan di Bandung. Saat menonton film Keluarga Cemara, tak disangka rasa haru pun timbul seiring dengan rasa syukur dikarenakan telah melewati masa-masa yang sulit.

"Terus semangat alasannya yaitu hidup tak selamanya sulit. Namun di ketika sulit pun jangan lupa untuk terus memperlihatkan manfaat bagi orang lain," ujar Asta dalam keterangan tertulis, Senin (4/3/2019).

Ucapannya ini merujuk pada tahun 2015 kemudian ketika hasilnya ia bisa mendaftar di Go-Jek sebagai kawan Go-Ride sampai hasilnya diterima.

"Alhamdulillah, semenjak tahun 2013 saya ingin sekali mendaftar tapi belum mendapat kesempatan. Namun hasilnya ketika itu (tahun 2015) saya bisa menjadi bab dari keluarga besar kawan dan di awal tahun 2019 ini saya bisa mendapat apresiasi dari Go-Jek alasannya yaitu tingkat pelayanan yang baik untuk konsumen dengan dijadikan salah satu driver jempolan," tambah Asta.

Menjalani tugas sebagai abah dan kepala rumah tangga di dunia positif menciptakan bapak dari tiga orang putra ini semakin bersemangat, terutama sesudah mendapat peluang untuk mencari penghasilan sambil beribadah membantu konsumen.

"Alhamdulillah apabila dulu ketika menjadi pekerja bangunan saya mendapat penghasilan harian yang saya cukupkan untuk keluarga, namun sekarang dengan menjadi mitra, saya mendapat fleksibilitas dan peluang untuk mencari rezeki lebih banyak sesuai dengan waktu dan keinginan," lanjut Asta.

Ia juga mengungkapkan, selain bisa mendapat penghasilan harian yang cukup, sekarang ia pun sudah bisa mempunyai tabungan melalui Tapenas pada kegiatan Go-Jek Swadaya.

Melalui kegiatan Go-Jek Swadaya, kawan driver mendapat kanal pengelolaan keuangan yang mencakup diskon kebutuhan operasional, cicilan ringan, kanal layanan jasa keuangan menyerupai perbankan dan asuransi, serta kanal terhadap penghasilan pemanis untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Bahkan melalui kegiatan Go-Jek Swadaya, Asta bisa mempunyai asuransi untuk dirinya sendiri, sampai planning partisipasi di kegiatan lainnya menyerupai tabungan KPR dan tabungan haji.

Di sela-sela kesibukannya sebagai kawan driver, Asta yang merupakan anak yatim semenjak umur dua tahun tersebut mempunyai setidaknya dua kesibukan lain sebagai bentuk donasi sosialnya untuk masyarakat sekitar.

Kegiatan pertama yang dijalaninya yaitu dengan menjadi pengajar di Mesjid Nurul Jihad. Selain memberikan kajian, ia juga memperlihatkan bimbingan untuk belum dewasa yatim yang sering berkumpul dan mencar ilmu di mesjid tersebut. Kegiatan selanjutnya yang dijalani Asta dengan penuh semangat dinamakan Beuki Nabung yang merupakan akronim dari Berbagi Rezeki Nasi Bungkus.

"Setiap hari Jumat, saya bersama teman-teman kawan dan juga anggota komunitas menyisihkan rezeki kami dengan membelikan nasi bungkus untuk banyak sekali warga sekitar yang membutuhkan menyerupai tukang ojek pangkalan, pengemudi angkot dan becak, serta warga tidak bisa yang ditemuinya," ungkapnya.

"Saya paham sekali bahwa masih ada anggota masyarakat yang mengalami kesulitan dan kami bahu-membahu ingin membantu meringankan beban tersebut dengan memperlihatkan masakan untuk mereka," sambung Asta.


Dalam setiap kegiatan Beuki Nabung, Asta dan teman-teman membagikan rata-rata sekitar 50 nasi bungkus. Ke depannya, ia berencana untuk meningkatkan jumlah nasi bungkus yang dibagikan menjadi 100 bungkus. Menu yang dibelikan pun variatif, mulai dari pepes sampai ayam goreng dan lain-lain. Asta pun berharap ke depannya akan semakin banyak teman-teman yang bisa turut membuatkan hal-hal baik dan membantu sesama.

"Pengalaman saya sebagai anak yatim menciptakan saya terus terpacu untuk bekerja keras dan membantu orang sebanyak mungkin," tutup Asta.

Sumber detik.com
Lebih baru Lebih lama