
Wonosobo -Ribuan massa dari ojek pangkalan dan sopir angkutan umum dari banyak sekali desa dan kecamatan di Wonosobo demo menolak beroperasinya ojek online. Mereka menuntut supaya ojek online tidak beroperasi di wilayah Wonosobo.
Aksi tersebut digelar di Alun-alun Wonosobo depan kantor bupati. Mereka tiba dari banyak sekali wilayah di Wonosobo. Ratusan sepeda motor dan angkudes juga dibawa dikala agresi berlangsung.
Peserta agresi melaksanakan orasi dan meminta bupati untuk melarang beroperasi ojek online. Pasalnya penghasilan mereka menurun sesudah adanya angkutan online.
"Kami meminta supaya bupati melarang ojek online beroperasi di Wonosobo. Karena ini mengancam kami, ojek pangkalan dan angkutan umum se kabupaten Wonosobo," ungkapnya di sela-sela aksi, Kamis (3/1/2019).
Ia juga kecewa alasannya yakni surat edaran Bupati Wonosobo perihal ketertiban penyelenggaraan angkutan umum yang tidak dijalankan. Salah satu isi surat edaran bernomor: 551.2/01/X 2018, berisi pemilik, pelaku atau pengelola perjuangan angkutan umum yang tidak mempunyai izin sesuai kententuan perundangan supaya menghentikan aktivitas usahanya.
"Ini menyangkut nasib kami, bagaimana kami terus menyekolahkan anak kami. Makara kami tetap meminta supaya pemerintah kabupaten Wonosobo menghapus ojek online," kata dia.
Perwakilan dari ojek pangkalan dan angkutan umum tengah menemui Bupati Wonosobo Edi Purnomo.
Bupati Wonosobo Eko Purnomo menyampaikan akan mencari rumusan terkait regulasi jasa angkutan. Rumusan tersebut akan dikaitkan dengan undang-undang lalu-lintas.
"Kita kan tidak sanggup keluar dari undang-undang. Sedangkan di Kemenhub sendiri belum mengatur terkait angkutan online. Kalau ditingkat nasional masih di tingkat rumusan ya kita tunggu dulu," kata dia.
Selama satu hari ini, semua angkutan umum dan ojek pangkalan melaksanakan mogok masal. Mereka tidak beroperasi sebagai bentuk kekecewaan terhadap keberadaan ojek online.
Tonton juga video 'Peta Persaingan Gojek Vs Grab, Rivalitas Super Apps Asia Tenggara':
Sumber detik.com