
Jakarta -Universitas Indonesia melaksanakan riset terhadap driver atau kawan Gojek mengenai kepuasan hidup mereka. Para peneliti memakai instrumen The Satisfaction with Life Scale (SWL) dari Pavot dan Diener (2013).
Diketahui dari riset tersebut, skor rata-rata kebahagiaan kawan 24,3 dari skala maksimal 35. Artinya, secara umum kawan Gojek tergolong cukup puas dengan hidupnya yang menjadi lebih baik dan merasa bahagia. Penelitian itu juga menyebut kawan Go-Jek mengakui adanya manfaat di luar laba ekonomi yang mereka peroleh dari bermitra dengan Go-Jek.
"Mereka melihat hidup menjadi lebih bermakna alasannya dengan menjadi kawan Gojek, mereka sanggup membantu banyak orang dan menebarkan kebaikan. Dalam konteks industri digital yang menganut sistem kemitraan menyerupai Gojek, makna kerja menjadi penting alasannya setiap orang punya pilihan dan otonomi dalam bekerja, yang mana ini lebih memberdayakan mitra," kata Peneliti Bagus Takwin dalam keterangan tertulis, Jumat (9/8/2019).
Adapun, dengan memakai konsep well-being dari Martin Seligman, penelitian ini menemukan bahwa para kawan Gojek mengalami unsur-unsur kebahagiaan yang meliputi emosi positif, keterlibatan intensif, hubungan positif, makna dan prestasi atau pencapaian diri.
Penelitian ini memakai metode kualitatif yang melibatkan sebanyak 201 orang kawan Gojek (109 pria dan 92 perempuan) dari layanan GoRide, GoCar, GoFood, GoMassage, GoClean dan GoAuto, dari sembilan kota ialah Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Balikpapan, Makassar, dan Palembang.
"Penelitian mengenai well-being pekerja di industri konvensional sudah banyak dilakukan. Namun, penelitian terhadap anggota ekosistem ekonomi digital masih jarang. Ini perlu dilakukan guna memahami lebih dalam bagaimana ekonomi digital sanggup membantu individu tidak hanya dari sisi finansial tetapi juga manfaat non-finansial yang mempunyai kegunaan bagi pengembangan diri. Sehingga, ekonomi digital Indonesia sanggup inklusif dan berkualitas," tutur Kepala Lembaga Demografi FEB UI Turro S. Wongkaren.
Mitra GoMassage di Medan, Eve, bukan nama sebenarnya, mengungkapkan ia mempunyai hubungan konkret dengan banyak orang sesudah bekerja sebagai kawan GoMassage. Lewat GoMassage, ia berkesempatan untuk menjalin interaksi dan hubungan konkret dengan banyak orang.
Sebelumnya, ia bekerja di sebuah toko pakaian yang lalu bangkrut. Sekarang ia bekerja di sebuah kantor pengacara sebagai petugas administrasi. Di sisa waktunya, ia menyalurkan ilmu fisioterapi yang dimiliki dengan bergabung sebagai kawan GoMassage. Eve mengatur waktu sedemikian rupa biar sanggup menjalani dua pekerjaan tersebut dengan baik.
Eve menilai bergabung dengan GoMassage memperlihatkan peluang untuk berkembang dan membina hubungan konkret dengan banyak orang, selain juga memperlihatkan pelengkap penghasilan. Semenjak bergabung dengan GoMassage, ia jadi mempunyai banyak kenalan dan sahabat yang rasanya menyerupai saudara sendiri.
"Pernah ada ibu-ibu sering tiba ke sini dari Pekanbaru, kini saya berteman baik sama dia. Kemarin kami bertemu di Bandung, jalan-jalan. Saya pernah diundang ke Jakarta, naik Garuda lho pulang-pergi hanya untuk massage. Saya menginap di Hotel Sahid tiga hari," tuturnya.
Manfaat sosial dari bekerja sebagai kawan Gojek dirasakan juga oleh Jel, bukan nama sebenarnya, seorang wanita kawan GoCar yang sebelumnya bekerja di rumah sakit.
Menurut Jel ia merasa cocok dengan pekerjaan ini alasannya suka berinteraksi sama orang baru. "Menurut saya juga kita jadi kenal bermacam macam abjad orang, sanggup kasih pendapat yang baik, kayak saling sharing itu," terangnya.
Tonton Video Gandeng WQA APAC, Gojek Ingin Beri Pelayanan Kelas Dunia:
Sumber detik.com