
Banyuwangi -Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir sharing penemuan pelayanan publik ke Kabupaten Banyuwangi. Bupati Dony pribadi membawa wakil bupati dan 60 jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk melihat banyak sekali praktek pelayanan publik di kabupaten ujung Timur Pulau Jawa.
Dony mengaku benchmarking ke Banyuwangi ini bukan kali pertama, Selasa (13/11/2018). Sebelumnya di 2014, Sumedang pernah tiba ke Banyuwangi berguru kegiatan Lahir Procot Pulang Bawa Akta.
"Program percepatan sertifikat tersebut sudah kami duplikasi di Banyuwangi, dan berjalan dengan baik. Ternyata, Banyuwangi terus menelurkan banyak inovasi, makanya kami ke sini lagi untuk mencontoh kembali penemuan yang lain," kata Bupati Dony ketika bertemu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Pendopo Sabha Swagata Blambangan.
Salah satu penemuan yang sekarang paling menonjol, kata Dony, yaitu Mal Pelayanan Publik. Mal Pelayanan Publik bisa mengintegrasikan 199 layanan Bupati perizinan lintas sektoral di satu tempat. Mulai dari pengurusan surat yang dikeluarkan pemkab, kepolisian, Kementerian Agama, Badan Pertanahan Nasional, BPJS, sampai Kantor Pajak Pratama.
"Ini yang kembali mengakibatkan Banyuwangi unggul. Mal pelayanan publik ini mempercepat, mempermudah dan mempermurah pelayanan kepada masyarakat," puji Bupati Dony.
Selain Mal Pelayanan Publik, Bupati Dony juga menyebut penanganan Banyuwangi terhadap dilema sosial juga menarik direplikasi. Mulai dari kegiatan Rantang Kasih, sumbangan masakan gratis setiap hari kepada lansia miskin, pengantaran obat dari RSUD ke rumah warga miskin yang menggandeng ojek online, GOJEK.
"Saya sangat salut dengan majemuk kegiatan yang digulirkan pemkab. Makanya, kami bawa banyak SKPD untuk bisa menggali wangsit dari Banyuwangi,. Inspirasi bagaimana menurunkan angka kemiskinan, pertumbuhannya inklusif. Ini yang secara fundamental ingin kami tiru," ujarnya.
Sementara Bupati Anas menyampaikan segala prestasi yang dilakukan Banyuwangi sebab sejumlah hal. Salah satunya yaitu kreativitas dalam mencari solusi.
"Di tengah keterbatasan anggaran, kami harus mencari banyak cara untuk meningkatkan kesejahteraan. Salah satunya dengan menciptakan Banyuwangi Festival yang berhasil menarik jutaan wisatawan. Event pekan raya yang kami buat pun sebagian besar pribadi ditangani ASN, yang secara tidak pribadi memicu kreativitas mereka," terperinci Anas.
"Kami juga banyak membuka diri, berkolaborasi dengan banyak pihak. Itu semua yaitu kuncinya," pungkas Anas.
Rombongan Sumedang menghabiskan waktu selama selama tiga hari di Banyuwangi. Selain mengeksplor Kawah Ijen dan Bangsring Underwater, mereka juga akan berwisata masakan khas Banyuwangi menyerupai rujak soto, kesrut, pecel rawon, nasi tempong, dan lain-lain.
Sumber detik.com