Kemenperin Kembangkan Industri Kecil dan Menengah dengan e-SmartPlatform e-Smart IKM (Foto: dok.Kemenperin)

Jakarta -

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) gencar melaksanakan upaya pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) di dalam negeri melalui kegiatan e-Smart IKM. Hingga Agustus 2018, penerima yang telah mengikuti kegiatan workshop e-Smart IKM mencapai 3.450 pelaku usaha.

"Kemenperin menggagas platform e-commerce bertajuk e-Smart IKM ini sebagai upaya pemerintah membangun sistem database IKM yang diintegrasikan melalui beberapa marketplace yang sudah ada di Indonesia," kata Direktur Jenderal IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih, dalam keterangan tertulis, Selasa (25/9/2018).

Menurut Gati, langkah strategis itu sejalan dengan implementasi 10 kegiatan prioritas nasional yang terdapat di dalam peta jalan Making Indonesia 4.0.

"Pada poin ke-4, Kemenperin memfokuskan pemberdayaan UMKM yang di dalamnya termasuk sektor IKM. Ini untuk menyiapkan IKM kita memasuki kurun revolusi industri 4.0," jelasnya.

Sampai ketika ini, kegiatan e-Smart IKM yang diluncurkan semenjak tahun 2017 telah dilaksanakan di 22 provinsi dengan melibatkan lima lembaga, yaitu Bank Indonesia, BNI, Google, iDeA, serta Kementerian Komunikasi dan Informatika. Selain itu menggandeng pemerintah provinsi, kota, dan kabupaten.

"Program e-Smart IKM juga telah bekerja sama dengan marketplace menyerupai Bukalapak, Tokopedia, Shopee, BliBli, Blanja.com, Ralali, dan Gojek Indonesia," sebut Gati.

Adapun sembilan komoditas yang tengah difokuskan pengembangannya di dalam denah kegiatan e-Smart IKM, yakni makanan dan minuman, logam, perhiasan, herbal, kosmetik, fashion, kerajinan, furnitur, dan industri kreatif lainnya.

"Dari seluruh penerima yang terlibat di e-Smart IKM, kami mencatat, total nilai penjualan yang sudah dibukukan sampai kini mencapai Rp 1,3 miliar," ungkapnya.

Gati yakin kegiatan e-Smart IKM bisa membuka terusan pasar lebih luas khususnya terhadap pemasaran online, mempermudah pencarian materi baku untuk produksi, dan meningkatkan kualitas produk.

"Jadi, para penerima tidak hanya mengikuti workshop saja, tetapi juga kami akan terus memonitor dan mengevaluasi serta menyiapkan kegiatan pendampingan lanjutan," ujarnya.

Sebagai informasi, aneka macam kemudahan pendampingan dan bimbingan yang diperoleh para penerima lokakarya e-Smart IKM, antara lain konsultasi desain produk dan kemasan, pemberian mesin dan peralatan produksi, serta registrasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

"Selain itu, para IKM di setiap tempat sanggup memanfaatkan tugas dari Pejabat Fungsional Penyuluh Perindustrian (PFPP)," imbuhnya.

Oleh alasannya ialah itu, beberapa waktu lalu, Kemenperin memperlihatkan training kepada 100 tenaga penyuluh untuk memacu daya saing IKM nasional. Peserta itu terdiri dari PFPP, fasilitator administrasi mutu, analis kontrol industri pangan, dan konsultan HKI.

"Kami pun ikut mendorong peningkatan kompetensi sumber daya insan (SDM) bagi pelaku IKM sekaligus tenaga penyuluhnya," tutur Gati.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan, pihaknya semakin fokus dalam menyiapkan SDM industri yang kompeten untuk menyongsong industri 4.0, termasuk SDM di sektor IKM.

"Sejalan dengan kode Bapak Presiden Joko Widodo, sehabis 3,5 tahun fokus pada pembangunan infrastruktur, ketika ini pemerintah kerja keras untuk membangun SDM yang berkualitas," tegasnya.



Sumber detik.com
Lebih baru Lebih lama