
Jakarta -Ketua DPP PSI Tsamara Amany menanggapi Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Djoko Santoso, yang menyebut unicorn di Indonesia kapitalis. Tsamara menilai pernyataan Djoko Santoso justru mengkonfirmasi capresnya tak paham ekonomi digital.
"Pernyataan Ketua BPN semakin mengkonfirmasi bahwa Pak Prabowo tidak pro-anak muda, tidak memahami problem ekonomi digital, apalagi kasus revolusi Industri 4.0," katanya kepada wartawan, Senin (18/2/2019).
Menurut Tsamara, Djoko Santoso harus benar-benar memahami unicorn menyerupai Go-jek maupun Bukalapak. Apalagi dua perusahaan tersebut berhasil membuka banyak lapangan kerja.
"Mungkin Ketua BPN harus paham bahwa Go-Jek telah membuka banyak lapangan pekerjaan. Bukalapak telah menjadi marketplace yang melahirkan banyak pedagang kecil gres yang sanggup meraup keuntungan. Saya kira ini bukti nyata bahwa, jikalau menjadi presiden, Pak Prabowo tidak akan ada proteksi aktual untuk gerakan entrepreneurship bagi anak muda, khususnya di bidang ekonomi digital," jelasnya.
Tsamara juga menyampaikan unicorn-unicorn bukan merupakan upaya dehumanisasi. Justru adanya perusahaan digital sanggup jadi pemantik pekerja untuk meningkatkan skill dalam bekerja.
"Ekonomi digital berbasis aplikasi online justru memudahkan masyarakat. Bukan upaya dehumanisasi. Revolusi Industri 4.0 menuntut kita menaikkan skilled workers, bukan upaya dehumanisasi menyerupai kata Pak Djoko. Ini bukti BPN tak paham masalah, sama menyerupai capresnya," kata dia.
Djoko Santoso sebelumnya menyampaikan unicorn di Indonesia kapitalis. Dia menyampaikan maraknya sistem online tersebut sanggup menciptakan insan tergantikan oleh robot.
"Itu sistem kapitalis. Yang kaya itu ujungnya itu saja. Makara memang unicorn ini, kita harus hati-hati. Itu suatu sistem gres jangan hingga kita terjebak dehumanisasi. Akhirnya manusia-manusia yang perlu kerja ini banyak digantikan oleh mesin oleh robot. Makara harus tahu keseimbangan," terang Djoko, Minggu (17/2).
Sumber detik.com